Tiram
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daftar isi
Sebagai makanan
Bukti mengenai konsumsi tiram pada manusia telah terjadi sejak jaman purba dengan ditemukannya sampah dapur yang berupa cangkang tiram. Temuan ini terbanyak berada di pantai dan diperkirakan tiram merupakan sumber daya yang melimpah ketika itu dan menjadi makanan utama penduduk pesisir.Di belahan utara dunia, tiram paling aman dimakan ketika suhu udara mulai dingin, yaitu pada musim gugur hingga musim dingin. Karena tiram lebih mudah rusak akibat patogen ketika suhu udara hangat.[1]
Nutrisi
Tiram merupakan sumber seng, zat besi, kalsium, dan selenium juga Vitamin A dan Vitmin B12. Namun tiram merupakan makanan yang rendah energi dengan 12 ekor tiram hanya mengandung 110 kilo kalori. Tiram lebih bernutrisi ketika dimakan mentah.[2]Tiram dipercaya memiliki efek afrodisiak.[3] Penelitian menemukan bahwa tiram mengandung asam amino yang cukup tinggi dan dapat meningkatkan kadar hormon seks manusia.[4] Mineral seng yang terkandung dalam tiram juga membantu pembentukan hormon testosteron.[5]
Pasca panen
Tidak seperti kerang, tiram memiliki usia simpan yang lebih lama, hingga empat minggu. Namun kualitas rasanya cenderung menurun seiring waktu. Penyimpanan tiram yang terbaik adalah dalam kondisi dingin dengan kelembaban udara 100 persen namun tidak membeku dan tidak terendam air. Tiram yang ditangkap harus dalam keadaan hidup yang ditandai dengan cangkangnya yang masih menutup. Tiram hidup memungkinkan kesegaran terjaga lebih lama dibandingkan tiram yang mati. Selama dimasak umumnya tiram membuka dengan sendirinya karena paparan panas. Hanya sedikit yang tidak membuka, namun tiram yang tidak membuka tersebut tetap termasak dengan sempurna dan aman dikonsumsi.[6][7]Dalam membuka tiram, juru masak profesional menggunakan pisau khusus dibantu dengan sarung tangan tebal. Karena cangkang tiram cukup tajam dan dapat melukai tangan. Juru masak profesional dapat membuka cangkang tiram dalam waktu tiga detik atau kurang dari itu.[5]
Pertimbangan etika
Bagi aktivis hak hewan dan lingkungan, memakan tiram dalam keadaan hidup lebih beretika dibandingkan hewan tingkat tinggi lainnya karena tiram tidak memiliki sistem syaraf pusat sehingga diyakini tidak akan merasakan sakit meski dimakan atau dimasak dalam keadaan hidup.[8] Selain itu pemanenan serta budidayanya lebih ramah lingkungan.[9] Tiram dapat dipanen secara lestari serta dapat dibudidayakan dengan sumber daya yang minimal. Bahkan tiram dapat mengurangi toksin yang ada pada perairan karena tiram termasuk hewan penyaring.[10]sumber: wikipedia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar